TBNews, KEPAHIANG–Kasatgaswil Bengkulu Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Dr. Imam Subandi, S.H., S.S., M.H., melaksanakan sosialisasi strategi pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme bersama Bhabinkamtibmas Polres Kepahiang Polda Bengkulu. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Polres Kepahiang, Jumat (27/10/2023).

Kapolres Kepahiang AKBP Yana Supriyatna dalam sambutannya saat pembukaan menyampaikan terimakasih  atas kehadiran Kasatgaswil Bengkulu Densus 88 AT Polri dan para peserta yaitu anggota Binmas dari Polres Kepahiang.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat membantu tugas dari Bhabinkamtibmas kedepannya dalam menghadapi masyarakat. 

Sementara itu, Imam Subandi menyampaikan, Kepolisian Republik Indonesia itu ada di pundak dari para Bhabinkamtibmas yang mana langsung turun untuk berkomunikasi dengan masyarakat. 

“Bhabinkamtibmas adalah personel Polri yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Media adalah penyambung lidah Polri. Dalam melakukan pencegahan penyebaran pahan radikalisme, Densus 88 sangat membutuhkan kerja sama dari Bhabinkamtibmas untuk menyampaikan pencegahan penyebaran paham radikalisme di masyarakat,” terang Imam Subandi.

  

“Dalam melakukan pencegahan, Densus 88 bekerja sama dengan semua anggota kepolisian. Baik Polres, Polda, dan juga Brimob. Adapun, terorisme itu berawal dari radikalisme. Radikalisme itu adalah ketika seseorang merasa bahwa suatu ajaran/ideologi adalah yang terbaik dan memaksakan agar orang lain mengikuti pemahaman kita. Bahkan dengan menggunakan kekerasan. Radikal itu cara berpikir yang sampai ke akar-akarnya,” bebernya. 

Orang yang berpikir radikal adalah menganggap bahwa orang yang memiliki pemahaman yang berbeda darinya adalah salah dan kafir dan menggap dirinya yang palinh benar. Pikiran tersebut tidaklah kritis. Karena hanya memikirkan apa yang ada di dalam pikirannya saja. Tidak memperdulikan pikiran orang lain. 

Di negara Indonesia memiliki agama yang beragam dan cara beribadah yang berbeda beda. Kunci dari keyakinan beragama adalah iman. Yang dapat mengetahui keimanan seseorang hanyalah Tuhan, bukan manusia. Kesombongan dari manusialah seperti menganggap seseorang kafir itulah yang dibenci Tuhan. 

Indonesia memiliki ideologi Pancasila. Yang menjadi keseimbangan bagi warganegara. 

Polisi dalam melaksanakan tugas tidak boleh pamrih. Polisi harus melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan bertanggung jawab, bukan hanya karena ingin mencapai keinginan tertentu saja. 

Ada 4 macam imam
1. Maliki
2. Syafii
3. Hanafi
4. Nabawi

Masing masing imam memiliki pemahaman dan ajaran yang berbeda beda. Dalam Islam saja memiliki banyak perbedaan contohnya perbedaan puasa pertama antara Muhammadiyah dan NU di Indonesia. 

Apa yang kita yakini, belum tentu diyakini orang lain. Ketika kita merasa kita yang paling benar itulah muncul sifat sombong dalam diri kita. Kesombongan itulah yang dapat memunculkan bibit Radikal. 

Terorisme adalah puncaknya yang berawal dari akar Intoleransi kemudian menjadi Radikal yang kemudian menjadikan tindak Terorisme. 

Dalam berkehidupan kita haru tepo salero. Yaitu memperlakukan prang lain seperti kita ingin orang lain memperlakukan kita. 

Terorisme di Indonesia yang terkait dengan islam tidak bisa dilepaskan dari masa lalu. Di mana para pendahulu kita ingin dasar negara berdasarkan agama Islam dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia adalah Islam. Tetapi hal tersebut menyebabkan perpecahan, karena tidak seluruh masyarakat Indonesia memeluk Agama Islam. Kemudian barulah diganti sila Pertama yang sebelumnya berdasarkan islam, kemudian berubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. 

Dari awal terbentuk ideologi negara, karena banyaknya agama yang beragam di Indonesia maka adanya perubahan sila menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka dari itu mulai dari sana sudah muncul pemberontakan Dari NII dan  DI/TII. 

Terorisme secara global tidak luput dari rekayasa negara negara kapitalisme yang menggunakan agama sebagai sarana adu domba agar negara mengalami perpecahan antar rakyatnya. Agama adalah hal yang sensitif, banyak umat beragama yang bersedia untuk perang demi membela agamanya. 

Seperti isu sekarang yaitu Hamas dan Israel. Saat ini sangat rawan terjadinya tindak pidana terorisme di seluruh dunia. Rawan juga seruan Jihad untuk membantu warga Palestina di Palestina dengan menyebutkan Surga sebagai Imbalannya. 

Ada 3 macam Radikalisme di Indonesia

  1. Radikalisme politik, dimana keinginan untuk mengganti ideologi Pancasila. 
    2. Radikalisme Jihadi, yaitu menghalalkan segara cara baik kekerasan dan pembunuhan terhadap orang orang yang memiliki perbedaan keyakinan dan menganggap hal tersebut jihad. 
    3. Radikalisme Dakwah, yaitu sikap ekslusif dan intoleran. Menanamkan paham Radikal melalui dakwahnye tentanh Bid’ah, pengkafiran, dan memecah belah masyarakat. 

Faktor yang menyebabkan radikal dan terorisme yaitu,
1. global yang dipengaruhi ketidakadilan global, contohnya adalah konflik palestina vs israel, aksi teror di berbagai negara, dan perkembangan IT di dunia
2. Regional yang merupakan dampak dari negara negara sekitar Indoneisa. Seperti kasus Rohingya di Myanmar, konflik di Thailand, dan gerakan JI di Malaysia.
3. Nasional yang merupakan dampak dari isu isu yanh ada di Indonesia. 
4.  Isu Kultural

Terorisme tidak hanya merujuk dari satu agama saja. Setiap agama memililki kemungkinan menjadi pelaku teror, tidak hanya agama Islam saja. 

Potensi pelaku teror di Indonesia bermacam macam dapat dari gerakan berkelompok ataupun perindividu. 

Sarana penyebaran radikalisme dapat di mana saja, dari lembaga pendidikan, kajian agama, kekerabatan, media sosial, dan hubungan pertemanan. 

Sebagai anggota polri kita harus berhati hati dalam mengikuti kajian agama, hubungan pertemanan dan juga memperhatikan lingkungan pendidikan dari keluarga. Yang sangat berbahaya adalah dari media sosial, karena banyaknya isu isu yang tidak benar yang tersebar di media sosial dapat mempengaruhi keyakinan seseorang. 

Polisi itu tidak hanya melindungi satu agama saja. Polisi itu wajib melindungi seluruh masyarakat, tidak memandang agama, suku, dan rasnya. 

Sasaran penyebaran radikalisme dapat siapa saja. Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tenaga pengajar, pelajar, jamaah kajian, TNI/Polri dan juga masyarakat umum. 

Modus aksi teror dapat berupa, bom bunuh diri, racun, penembakan, penusukan, bom mobil, penyandraan, dan yanh lainnya. Perempuan dan anak dapat menjadi pelaku aksi teror, karena rendahnya tingkat kecurigaan terhadap mereka. 

Tantangan indonesia saat ini adalah. Masih banyaknya Intoleransi antar umat, bukan hanya agama islam saja, baik kristen, hindu dan budha masih terjadinya Intoleransi antar umat beragama.

Ciri ciri pelaku teror yaitu perubahan sikap yang signifikan, mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sekolah, pribadi yang tiba tiba menjadi tertutup, menganggap orang lain yang diluar kelompoknya salah.

Strategi pencegahannya yaitu:

-Kontra ideologi, yaitu menguatkan ideologi bangsa  kepada masyarakat
-Kontra radikal, menolak pikiran radikal
-Kontra narasi, menguatkan pikiran cinta tanah air.

Fenomena di kepolisian andalah Polisi Cinta Sunnah (PCS). Jika ada pertanyaan yang membandingan kapolri dan Nabi Muhammad saw, pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Karena sudah jelas Nabi Muhammad saw tidak dapat dibanding bandingkan dengan kapolri. Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang menjebak. 

Densus 88 selalu melaksanakam kegiatan deradikalisasi kepada pada napiter dan eks-napiter di wilayah Bengkulu. Dan juga melakukan pencegahan penyebaran radikalisme di masyarakat wilayah Bengkulu, baik pelajar, ASN, dan masyarakat umum, demikian paparan Imam Subandi.

 

#IrjenPol.Drs.ArmedWijaya #KapoldaBengkulu #KabidHumasPoldaBengkulu #KombesPolAnuardi #poldabengkulu #humaspoldabengkulu #PolresBengkuluSelatan #PolresKepahiang #PolresMukomuko #PolresRejangLebong #PolresBengkuluTengah #PolresLebong #PolresSeluma #PolresKaur #PolresBengkuluUtara #PolrestaBengkulu #kaur @kaur #bengkuluselatan @bengkuluselatan #seluma @seluma #kepahiang @kepahiang #lebong @lebong #rejanglebong @rejanglebong #mukomuko @mukomuko @bengkulutengah #bengkulutengah @kotabengkulu #kotabengkulu @bengkuluutara #bengkuluutara

Tinggalkan Balasan